Sekapur Sirih



Assalamu'alaikum wr.wb.

Media blog ini dibuat sebagai salah satu hasil dari KKN PPM yang dilakukan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura selama 2 bulan (Juli-Agustus 2008) di Kecamatan Teluk Pakedai Kabupaten Kubu Raya Kalbar. KKN PPM merupakan salah satu bentuk KKN “baru” yang mulai tahun 2008 dikenalkan ke seluruh perguruan tinggi di Indonesia dengan pendamping tim dari UGM Yogyakarta.
Monitoring dari tim UGM

Universitas Tanjungpura merupakan salah satu perguruan tinggi yang terpilih pada pelaksanaan KKN PPM tahun 2008 dengan topik “Pemberdayaan Masyarakat dengan Membuat Jaringan Pengolahan Kelapa Terpadu”, lokasi Teluk Pakedai dipilih karena merupakan sentra perkebunan kelapa rakyat yang selama ini hanya diolah menjadi kopra, belum ada introduksi teknologi pengolahan kelapa menjadi produk alternatif.

Program KKN dilaksanakan 30 orang mahasiswa Fakultas Pertanian UNTAN dari 3 jurusan (Budidaya, Agribisnis, dan Ilmu Tanah) dengan didampingi seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), yaitu Dr.Ir. Iman Suswanto, MP.
Ada 5 bidang yang menjadi fokus KKN, yaitu:
1. Pembuatan VCO
2. Pembuatan minyak kelapa
3. Pembuatan nata de coco
4. Pembuatan asap cair
5. Pembuatan arang briket
Tim LPM UNTAN (Pak Darwis & Pak sarjono) dan DPL (Pak Iman) menuju lokasi KKN

Setelah pelaksanaan KKN, masyarakat sangat antusias dengan hasil yang diperoleh. Masyarakat sudah mulai terbuka wawasannya untuk memanfaatkan kelapa secara lebih optimal. Memang program awal ini lebih ditujukan pada usaha produksi masyarakat belum sampai pada pemasaran produknya. Pemasaran produk hasil masyarakat merupakan tujuan kami selanjutnya, karena dengan langkah itulah masyarakat dapat menikmati hasil pelatihan KKN dengan sebenar-benarnya.

Untuk itulah di dalam blog ini kami sekaligus mempromosikan hasil yang sudah kami dapatkan selama program KKN tersebut, dengan harapan ada respon yang cukup baik sehingga kami dapat melanjutkan produksi yang telah berjalan dengan pemasaran produk. Masyarakatlah yang akan menikmati keberhasilan program ini.
Crew KKN PPM yang telah bekerja keras melaksanakan programnya

Kami mohon dukungannya. Semoga program yang telah dijalankan dapat memberikan pencerahan pada masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumber daya desa dengan lebih baik demi kesejahteraan masyarakat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.


Penanggung jawab kegiatan,



Maherawati, S.TP, MP.
Dosen Fakultas Pertanian UNTAN
Contact person 08125627873





Sekilas KKN PPM

KKN PPM merupakan singkatan dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat.KKN ini merupakan program penyempurnaan dari KKN yang telah biasa dilakukan perguruan tinggi. KKN model PPM ini mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Program dijalankan dengan mengamati potensi sumber daya wilayah
2. Masyarakat diberdayakan untuk dapat mengelola potensi lokal hingga dapat menghasilkan produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Mahasiswa peserta KKN berperan sebagai agen perubah, sebagai tempat konsultasi masyarakat, dibawah arahan dosen pembimbing
Pada semester ganjil tahun ajaran 2008/2009, UNTAN merupakan salah satu dari 18 universitas yang memperoleh kesempatan melaksanakan KKN PPM dibawah bimbingan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
KKN PPM dilaksanakan dengan 30 mahasiswa dari Fakultas Pertanian, progam studi agronomi, agribisnis, dan ilmu tanah.
KKN PPM dilaksanakan di 5 desa di Kecamatan Teluk Pakedai, yaitu Desa Arus Deras, Sungai Deras, Sungai Nipah, Teluk Pakedai II, dan Teluk Pakedai Hulu. Topik yang diangkat adalah pengolahan kelapa terpadu, yang meliputi pengolahan VCO (virgin coconut oil), minyak kelapa dengan fermentasi, nata de coco, arang briket dari sabut kelapa, dan arang dan asap cair dari pembakaran tempurung kelapa.
Kecamatan Teluk Pakedai mempunyai potensi produksi kelapa yang sangat baik, namun sayang selama ini kelapa tidak termanfaatkan secara optimal. Dalam program tersebut, diharapkan mahasiswa sebagai agen untuk transfer teknologi pengolahan kelapa kepada masyarakat sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan untuk mengoptimalkan pengolahan kelapa.
Selanjutnya hasil olah dari buah kelapa ataupun limbah kelapa tersebut mempunyai nilai yang dapat dirasakan masyarakat, baik nilai tambah dalam bidang kesehatan, pemanfaatan limbah, dan akan lebih baik lagi akan ada peningkatan nilai ekonominya sehingga dengan transfer teknologi yang telah dilakukan masyarakat akan dapat meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakatlah yang akan menilai manfaat dari program ini.
KKN PPM dilaksanakan dengan mengangkat suatu masalah tertentu di suatu lokasi. Mahasiswa akan menetap selama 2 bulan di lokasi untuk mencari solusi dari permasalahan yang ada. Masalah yang diangkat merupakan hasil observasi sebelum KKN dilakukan, jadi saat mahasiswa terjun di lapangan, sudah dilakukan persiapan pemecahan masalah. Dibandingkan KKN regular, permasalahan masyarakat biasanya baru diketahui setelah mahasiswa ada di lokasi sehingga membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencari pemecahannya. Jika langkah pemecahannya membutuhkan bahan dan alat dari kota, tidak bisa diperoleh di desa maka akan semakin memperpanjang waktu, sementara waktu mahasiswa di lokasi terbatas.
Setelah topik untuk KKN PPM didapat, maka penanggung jawab kegiatan dan DPL menyiapkan mahasiswa dengan pembekalan. Materi yang diberikan pada pembekalan berupa pengenalan potensi daerah, sosiologi pedesaan, komunikasi massa, dan materi khusus penyelesaian masalah. KKN PPM yang kami lakukan mengambil topic pengolahan kelapa terpadu, sehingga materi khusus berupa cara-cara pengolahan kelapa dan bagian-bagiannya, baik secara teori dan didukung dengan praktek untuk menyiapkan mahasiswa secara mumpuni.
Setelah dilaksanakan, kami dapat melihat beberapa kelebihan KKN PPM dibandingkan KKN regular yaitu:
1. Topik yang diangkat benar-benar merupakan masalah dari daerah yang akan dituju sehingga benar-benar mengena sebagai bagian dari pemecahan masalah di masyarakat
2. Mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) dapat bekerja dengan efektif karena selama 2 bulan penuh berada di lokasi, sehingga benar-benar dapat mengamati kegiatan masyarakat dan mensosialisasikan cara-cara pemecahan masalah
3. Sebelum melaksanakan kegiatan mahasiswa mendapat pembekalan yang memadai sehingga benar-benar siap untuk terjun ke masyarakat
4. Dalam pelaksanaan kegiatan mahasiswa mendapat dukungan penuh berupa bahan dan alat yang digunakan selama program, serta bimbingan dari DPL bila menemui masalah selama menjalankan program
Pada program-program pemberdayaan masyarakat lainnya seringkali pelaksana tidak dapat tinggal di lokasi dalam waktu lama sehingga program yang dilaksanakan tidak dapat terpantau dengan baik. Namun dalam program KKN PPM ini mahasiswa sebagai pelaksana program tinggal selama 2 bulan penuh di lokasi sehingga dapat memantau pelaksanaan program dan tindak lanjutnya dengan lebih baik. Jika sewaktu-waktu timbul masalah dalam pelaksanaan program oleh masyarakat maka mahasiswa menjadi tempat konsultasi yang selalu ada, sehingga masyarakat yang berkeinginan melaksanakan program tidak menjadi putus asa bila menemui masalah.

Pembuatan Arang Briket dan Asap Cair

Sabut kelapa merupakan limbah di rumah asap yang banyak di Teluk Pakedai. Selama ini sabut tidak dimanfaatkan, hanya ditumpuk di sekitar rumah asap, kemudian dibakar perlahan-lahan sampai habis. kenapa harus dibakar? karena sabut yang menumpuk dan dibiarkan begitu saja menjadi tempat hidup ulat, bahkan ular, yang bisa menganggu.


Sabut kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket

Dalam program KKN PPM ini, semula sabut akan digunakan sebagai bahan kerajinan, namun setelah dilakukan sosialisasi tentang program tersebut, masyarakat kurang tertarik. Hal ini karena masyarakat terbebani cara memasarkannya. Disamping itu pengerjaan sabut menjadi barang kerajinan membutuhkan ketekunan dan kreatifitas tinggi.

Oleh karenya, program pemanfaatan sabut kelapa dialihkan dengan pembuatan arang briket. Arang briket yang dihasilkan bisa mudah dijual, atau digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Selama ini masyarakat telah membuat arang dari tempurung kelapa, tapi belum pernah mencoba arang briket.

Sabut kelapa yang dijadikan arang dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan menjadikannya karbon aktif dan arang briket. Arang briket merupakan arang yang dihaluskan dan dicetak dengan berbagai model dan selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar. Pada saat pembakaran sabut, asap hasil pembakaran yang telah di dikondensasi/ didinginkan menggunakan kondensor dapat dimanfaatkan dan digunakan di bidang pertanian, perikanan, tataboga dll.
Sabut kelapa yang dijadikan briket dapat dijadikan bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah dan elpiji yang harganya cukup mahal pada saat sekarang ini. Selain itu asap hasil pembakaran juga dapat dimanfaatkan sebagai asap cair yang bermanfaat sebagai bakterisida, fungisida yang ramah lingkungan karena terdapat senyawa asam, fenol dan karbonil untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, juga pengawet makanan jika melalui proses lebih lanjut.
Tim arang briket memberi pelatihan kepada masyarakat

Arang briket yang telah dihasilkan masyarakat

Pemanfaatan limbah tempurung dan sabut kelapa dapat menambah nilai ekonomi jika diproduksi dengan skala rumah tangga dan membantu memperbaiki hasil produksi tanaman akibat serangan hama dan penyakit (bakteri, jamur dll) jika diaplikasikan pada tanaman.
Proses Pembuatan:
1. Bahan:
Tempurung Kelapa kering 90 Kg (1 Drum), Sabut kelapa, minyak tanah.
2. Alat:
Tungku Pembakaran (Drum Modifikasi), Bambu basah (muda) ± 4 meter, botol.



Tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan asap cair


Proses pembakaran tempurung kelapa




Drum hasil modifikasi yg digunakan masyarakat untuk memproduksi asap cair


Asap cair dibuat dengan memanfaatkan asap yang keluar selama pembakaran tempurung atau sabut kelapa. Asap yang keluar dimasukkan dalam saluran yang bisa dibuat dari pipa atau batang bambu, kamudian ditutup dengan pelepah pisang atau daun pisang sehingga terjadi kondensasi. Sehingga keluar sebagai cairan berwarna coklat pekat berbau tajam yang disebut asap cair (liquid smoke).





Tim asap cair melakukan percobaan-percobaan sebelum melakukan pelatihan ke masyarakat


Pembuatan Nata De Coco


Nata merupakan jenis makanan yang berasal dari negara Philipina. Nata berbentuk padat, kokoh, kuat, putih, transparan dan kenyal seperti kolang kaling, sebenarnya nata tidak memiliki rasa, karena dicampur atau diolah menjadi minuman dengan tambahan bahan perasa maka produk yang dihasilkan mempunyai rasa yang enak dan manis. Umumnya masyarakat menggunakan nata sebagai bahan campuran minuman koktail, sebagai pencampur es krim, pudding dan jelly.

Kandungan terbesar nata 90% air, sehingga nata dapat digunakan sebagai sumber makanan rendah energi, maka sangat baik untuk diet. Selain itu nata mengandung serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk memperlancar proses pencernaan dalam tubuh.
Meskipun bahan baku pembuatan nata tergolong sebagai limbah tetapi produknya sangat disukai konsumen. Penggunaan dari limbah dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dan harga relatif murah.

Proses Pembuatan:
1. Bahan:
Starter 80 mL, Gula 100 g, Air kelapa 1 Ltr (4 gelas), Cuka 25% 20 mL (3-4 sdm).
2. Alat:
Bak, saringan, panci, kompor, sendok, pisau, tissue, spray (alcohol 70%), isolasi, koran/ kertas, takaran, timbangan, talenan, api bunsen.

Cara pembuatan nata de coco:
1. Buat larutan 1 liter dari air kelapa, kemudian diendapkan selama beberapa menit, saring larutan air kelapa. Panaskan sampai mendidih , tambahkan 100 g gula, cuka 25% 20 mL(3-4 sdm), aduk sampai larut.
2. Tuang campuran tersebut ke bak fermentasi dengan ketinggian ±4 cm. Tutup dengan Koran dan diberi isolasi, tunggu sampai dingin
3. Tambahkan starter sebanyak 80 mL kedalam campuran tersebut, usahakan dalam kondisi steril
4. Letakkan bak diruang fermentasi yang datar selama 12-15 hari, jangan goncang sampai terbentuk lapisan nata setebal (2-3).

Setelah 10-14 hari akan terbentuk lapisan nata yang mempunyai tebal 1-1,5 cm. Jika lembaran nata tersebut terlihat bersih dan tidak ada kontaminan (tumbuh jamur, terlihat bercak-bercak di permukaan), maka nata dapat dipanen.

Cara panen nata de coco (panen I):
1. Periksa lembaran nata de coco. Jika di temukan jamur, bercak hitam, dan lubang-lubang harus dipisahkan.
2. Lembaran nata de coco di pindahkan, lalu dibalik. Kerok lapisan (kulit ari) secara perlahan menggunakan sendok, lalu cuci.
3. Potong lembaran nata de coco sesuai ukuran (1 x 1cm atau 1,5 x 1,5 cm).sampai pH netral (bau asam hilang).
4. Rendam lembaran nata selama sehari (24 jam) sampai pH netral (bau asam hilang).
5. Kemudian dimasak dalam air mendidih selama 15 menit, buang air rebusan ganti dengan air yang baru, kemudian rebus kembali selama 15 menit.
6. Setelah dingin, lembaran nata dipotong kecil-kecil
7. Nata dapat dihidangkan dengan air sirup

Aktivitas mahasiswa KKN dalam melakukan pelatihan kepada masyarakat

tentang cara pembuatan nata de coco

Pembuatan Minyak Kelapa Fermentasi

Minyak kelapa yang berasal dari endosperma atau daging buah kelapa (Cocos nucifera), merupakan satu dari beberapa fatty oil yang umum digunakan untuk mengoreng bahan makanan. Minyak kelapa telah digunakan sejak nenek moyang duhulu atau secara turun temurun, minyak kelapa ini merupakan minyak yang paling sehat dan aman dibandingkan dengan minyak goreng golongan minyak sayur seperti minyak jagung, kedelai, sawit dll. Minyak kelapa mengandung Asam Laurat dari lemak jenuh rantai sedang yang tidak mengakibatkan obesitas karena cepat menghasilkan tenaga sehingga tidak berpengaruh pada kholestrol darah. Juga bersifat antivirus, antibakteri dan antiprotozoa.

Pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan cara basah, cara pres, dan ekstraksi pelarut.Teknologi pengolahan minyak kelapa secara fermentasi dapat menggantikan pengolahan minyak kelapa secara tradisional (konvensional) yang memerlukan waktu lama dan biaya yang tinggi. Teknologi pengolahan minyak kelapa secara fermentasi menggunakan bahan baku santan dengan melibatkan peran mikroorganisme baik berupa inokulum maupun enzim yang dihasilkan oleh berbagai mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme di dalam bahan pangan dapat mengakibatkan berbagaii perubahan fisik dan kimia di dalam bahan tersebut, baik yang diinginkan ataupun tidak dikehendaki. Beberapa mikroorganisme dapat berfungsi sangat menguntungkan sehingga dapat memperbaiki nilai gizi makanan, merubah rasa, bau dan penampilan fisik produk menjadi lebih menarik serta dapat menghasilkan berbagai produk yang diinginkan.
Pengolahan minyak kelapa secara fermentasi melibatkan mikroorganisme dalam bentuk ragi kering (Saccharomyces cerevisiae) yang dapat meningkatkan tambahan minyak yang dihasilkan 12.76 – 68.00% dan mempermudah petani dalam proses, waktu, penghematan bahan bakar dan peralatan. Minyak kelapa yang dihasilkan tanpa pemberian inokulum ragi adalah 250 ml per butir kelapa, sedangkan yang menggunakan inokulum diperoleh 400 ml minyak per butir kelapa. Penggunaan proses fermentasi merupakan salah satu cara yang murah, mudah, praktis dan aman di dalam pengolahan berbagai produk bahan makanan. Disamping itu fermentasi berfungsi sebagai salah satu cara pengawetan makanan.

MInyak kelapa yang diolah dengan cara fermentasi mempunyai keunggulan yaitu proses lebih cepat, aroma lebih wangi, tidak mudah tengik, daya simpan lebih lama, pemakaian irit, dan beberapa keuntungan lainnya.
Teknologi pengolahan minyak kelapa fermentasi menggunakan mikroorganisme yang dalam bentuk ragi. Keuntungan penggunaan inokulum ragi adalah :
1. Mudah diperoleh karena umum terdapat dipasaran
2. Berpotensi sebagai perombak santan kelapa yang aman
3. Mudah diaplikasikan pada pengolahan minyak kelapa secara fermentasi tanpa harus menggunakan bahan kimia dan panas yang tinggi.
Cara Pembutan
• Persiapan Bahan Baku
Buah kelapa yang akan diolah menjadi minyak adalah buah kelapa tua, yakni umur buah 10-12 bulan yang ditandai dengan kulit sabut berwarna coklat.
• Pembuatan Santan
Kelapa bulat dikupas, daging kelapa diparut dan kemudian diperas dengan cara menambahkan air panas (70ยบ C) dalam perbandingan 1 kelapa parut : 1,5 air. Selanjutnya diperas dan disaring hingga diperoleh santan.
• Proses fermentasi
Santan yang diperoleh ditempatkan pada suatu wadah plastik transparan dan dibiarkan beberapa lama (± 30 – 60 menit) sampai terjadi dua lapisan yaitu krim (lapisan atas yang mengandung Minyak) dan skim (lapisan bawah). Skim dipisahkan dengan cara dihisap/dialirkan menggunakan selang plastik atau melalui kran yang ada pada wadah transparan. Kedalam santan(krim) dimasukkan inokulum mikroorganisme dalam bentuk ragi (1,5 gram untuk 1 kg kelapa parut). Kemudian santan + ragi diinkubasikan (didiamkan) selama 20–24 jam. Wadah ditutup dengan menggunakan serbet atau kain kasa.
• Proses Pemanasan
Setelah 20–24 jam santan yang telah berubah menjadi campuran minyak dan blondo dipanaskan sampai terjadi pemisahan minyak dengan blondonya (± 30 menit). Minyak yang diperoleh (rendemen 30%) berwarna bening dengan blondo berwarna coklat muda dan kemudian minyak disaring. Produk akhir yang diperoleh adalah Minyak goreng atau minyak murni yang siap dikonsumsi.